-->

Benarkah Kesepian Juga Bisa Dipengaruhi Oleh Faktor Genetik? Inilah Jawaban Para Ahli

Advertisement
Hasil Penelitian Ungkap Fakta Kesepian Juga Dipengaruhi Oleh Faktor Genetik - Apa yang terbayang di kepala sahabat pembaca sekalian, bila menyebut kata kesepian? Mungkin akan banyak diantara kita yang akan mengartikan kesepian, sebagai perasaan sepi karena tak punya teman untuk berbagi cerita. Walaupun dianggap hal yang biasa dan lumrah untuk dialami oleh semua orang, namun faktanya kesepian juga bisa berdampak negatif bagi kesehatan mental dan fisik seseorang.
Benarkah Kesepian Juga Bisa Dipengaruhi Oleh Faktor Genetik? Inilah Jawaban Para Ahli
Kesepian Juga Dipengaruhi Oleh Faktor Genetik
Umumnya, kesepian sering dihubungkan dengan faktor eksternal atau berasal dari luar, seperti lingkungan, atau pun peristiwa hidup, namun tahukah Anda bila ternyata rasa kesepian juga bisa dipengaruhi oleh faktor genetik. Belum percaya? Untuk membuktikannya, berikut ulasan lengkapnya.

Bukan rekaan semata, pasalnya berdasarkan informasi yang dikutip dari Science Daily, disebutkan melalui hasil penelitian para ahli kesehatan di UC San Diego School of Medicine, terhadap lebih dari 10.000 orang berumur 50 tahun ke atas di Amerika Serikat, didapati fakta bahwa selain faktor eksternal, risiko untuk merasakan kesepian juga bisa diturunkan secara genetik (14-27 persen). Selain itu, dari studi tersebut juga terungkap kesepian yang dipengaruhi oleh faktor genetik berhubungan pula dengan masalah neurotisisme dan gejala depresi.

Dijelaskan oleh Dr. Abraham Palmer, selaku pimpinan penelitian, kesepian memiliki fungsi yang hampir sama seperti rasa nyeri sebagai tanda fisik masalah kerusakan jaringan pada tubuh manusia, yaitu sebagai bagian tanda peringatan biologis terhadap gangguan kejiwaan dan masalah sosial yang dialami oleh seseorang. Lebih jauh menggambarkan bagaimana kesepian akibat pengaruh kecenderungan genetik, Dr, Abraham Palmer menyebutkan contoh dari dua orang dengan jumlah teman dekat dan keluarga yang sama, maka salah satunya mungkin merasa puas dengan struktur sosial mereka, sementara yang lain tidak. Ditambahkan pula olehnya, hasil penelitian itu bisa saja berbeda bila dilakukan pada kelompok umur yang berbeda atau dari negara yang berbeda pula.


Demikianlah informasi yang dapat SpesialTips! bagikan kali ini. Semoga saja informasi tersebut bisa menjadi tambahan pengetahuan yang bermanfaat bagi sahabat pembaca sekalian.
Advertisement
LihatTutupKomentar