-->

Sopan Santun Nasibmu Kini, Langka Dan Terancam Punah

Advertisement
Sopan Santun Nasibmu Kini, Langka Dan Terancam Punah - Di mata dunia, penduduk Indonesia dikenal sebagai orang yang memiliki tingkat kesopansantunan yang tinggi, dari murah senyum, bertutur kata halus, dan mengedepankan pengertian, merupakan perilaku lumrah kebanyakan orang di negara ini.
Sopan Santun Nasibmu Kini, Langka Dan Terancam Punah
Sopan Santun Nasibmu Kini, Langka Dan Terancam Punah
Tapi itu dulu, saat orang-orangnya masih belum "teracuni" dengan pengaruh berbagai macam budaya baru, yang berbondong-bondong masuk melalui tayangan di media massa, dari berita tentang kekerasan sadis, tontonan sinetron penuh dengan gambaran perilaku hedonisme dan materialis, sampai dengan ngetrend-nya mode berpakaian ala luar negeri, yang konon semakin sedikit kain menutupi tubuh penggunanya, maka akan semakin dekat dengan sebutan gaul.

Kenyataannya saat ini, perilaku sopan santun di Indonesia mulai tak populer, bahkan telah menjadi hal langka dan mulai terancam punah dari kehidupan sehari-hari. Ah, masa iya? Secara statistik berkurangnya perilaku sopan santun di negeri ini, dibuktikan dengan laporan tahunan World Economic Forum pada tahun 2014, dimana salah satu variabel yang diamati adalah tingkat keramahan masyarakat pribumi terhadap wisatawan asing yang datang ke negara mereka, didapati Indonesia masuk di peringkat 114 dari 140 negara, mencengangkan bukan?

Tidak sampai disitu, dalam kehidupan sehari-hari, bila kita mau memperhatikan lebih seksama maka akan banyak sekali contoh-contoh nyata yang membuktikan mulai punahnya perilaku sopan santun. Misalnya saja, bagaimana perilaku pengemudi kendaraan bermotor di jalanan, maka akan dijumpai banyak sekali pengendara baik motor ataupun mobil, yang melupakan sopan santun dalam berkendara, ngebut, melanggar lampu merah, menekan klakson sejadinya untuk "mengusir" kendaraan di depannya, sampai dengan tak lagi memberi kesempatan bagi para pejalan kaki untuk menyeberang jalan, sekalipun pejalan tersebut telah menggunakan zebra cross. Itu saja? Belum, coba perhatikan perilaku anak-anak sekitar kita, bila dulu di era 90an, anak-anak kecil tanpa dikomando mengucapkan kata "permisi" saat berjalan melewati antara beberapa orang dewasa, lantas bagaimana saat ini? Mungkin dari 10 anak, boleh jadi hanya 1 atau 2 yang masih mau mengucapkan kata permisi.

Contoh lain, yang tak kalah mengkhawatirkan bagi kelangsungan perilaku sopan santun, yakni bagaimana perkembangan dunia pendidikan saat ini, tak ada lagi murid yang diajarkan pendidikan moral, dan terus dipaksa untuk memikirkan bagaimana menghafal dan memahami rumus tertentu, dengan alasan agar mengejar nilai yang tinggi, akibatnya mencontek saat ujian, tugas copas dari teman, hilang sudah kesopansantunan dalam menuntut ilmu. Ditambah lagi, dengan banyaknya kasus kekerasan dan tindakan asusila di lingkungan sekolah.

Dari beberapa contoh tersebut, sebenarnya masih sangat, sangat dan sangat banyak kenyataan di sekitar kita, yang mulai menunjukkan bahwa terjadi degradasi perilaku sopan santun, yang dulunya selalu diajarkan oleh orang tua, kini mulai langka dan terancam punah, karena semakin sedikit pula orang tua yang mau mendidik dan mencontohkan anak mereka perilaku sopan santun.

Menyedihkan bukan? Bukankah perilaku sopan santun merupakan ciri orang berakhlak, lalu bagaimana kalau sampai benar-benar perilaku ini ditinggalkan? Lantas, dimana kebanggaan kita yang dulu termasuk bangsa tersohor karena kesopansantunannya? Melalui artikel singkat ini redaksi SpesialTips! berharap dapat menjadi penggugah bagi kita semua selaku orang Indonesia, agar mau kembali membudayakan perilaku sopan santun, karena sejatinya dibalik perilaku sopan santun, terdapat nilai toleransi yang dapat menjadi sumber terciptanya kedamaian di antara kita.
Advertisement
LihatTutupKomentar