-->

Ilmuwan Ungkap Rahasia Tentang Bagaimana Sebenarnya Hipnosis Bekerja Pada Otak

Advertisement
Ilmuwan Ungkap Rahasia Tentang Bagaimana Sebenarnya Hipnosis Bekerja Pada Otak - Apa yang Anda bayangkan bila mendengar istilah hipnosis? Boleh jadi diantara sahabat pembaca SpesialTips! akan menyebut trik sulap, atau bahkan gendam untuk menggambarkan istilah hipnosis. Menyebut hipnosis, maka terbesit sebuah pertanyaan yang mungkin menjadi pertanyaan hampir semua orang terkait dengan hal tersebut, yaitu apa dan bagaimana cara kerja hipnosis sebenarnya?
Ilmuwan Ungkap Rahasia Tentang Bagaimana Sebenarnya Hipnosis Bekerja Pada Otak
Ilmuwan Ungkap Rahasia
Bagaimana Sebenarnya Hipnosis Bekerja Pada Otak
Guna menjawab rasa penasaran, tentang apa dan bagaimana sebenarnya hipnosis bekerja pada otak seseorang, ada baiknya kita ketahui terlebih dahulu apa pengertian dari hipnosis itu sendiri. Berdasarkan informasi yang dikutip dari wikipedia, dijelaskan bahwa hipnosis adalah suatu kondisi mental atau diberlakukannya peran imajinatif, yang biasanya disebabkan oleh prosedur yang dikenal sebagai induksi hipnosis, dan umumnya terdiri dari rangkaian panjang instruksi awal dan sugesti. Sementara itu, orang yang melakukan proses hipnosis (memberikan sugesti) terhadap subjek disebut hipnotis (hypnotist).

Membahas lebih jauh tentang cara kerja hipnosis, dikutip dari Time, ternyata terdapat sebuah penelitian yang berhasil mengungkap rahasia besar, tentang bagaimana sebenarnya hipnosis bekerja pada otak manusia. Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di Stanford University School of Medicine dan dipimpin oleh Dr David Spiegel itu, mengamati setidaknya 500 partisipan dengan berdasarkan orang-orang yang berpotensi (paling mungkin) untuk dilakukan hipnosis, sebagai variabel pengamatan.

Hasilnya, didapati bahwa tidak semua orang dapat di hipnotis, akan tetapi fakta lainnya menyebutkan bahwa dua dari tiga orang dewasa bisa untuk di hipnotis. Disebutkan pula dari hasil penelitian tersebut, orang-orang yang mudah untuk di hipnotis adalah mereka yang cenderung memiliki sifat mudah percaya kepada orang lain, dan memiliki pribadi yang intuitif. Dijelaskan lebih lanjut oleh Dr Spiegel, orang yang mudah mengalami hipnosis tersebut adalah mereka yang juga kurang menggunakan logika, dan lebih cenderung untuk menggunakan imajinasinya.

Selain pengamatan terhadap orang-orang yang paling berpotensi untuk mengalami hipnosis, penelitian difokuskan pula pada pengamatan terhadap reaksi otak saat di hipnotis (mengalami hipnosi). Dengan menggunakan alat bernama fungsional MRI (fMRI), para peneliti berusaha melihat perbandingan aktivitas otak partisipan saat menjalani proses hipnotis, khususnya pada mereka yang berpotensi tinggi dan rendah untuk mengalami hipnosis. 


Hasilnya, didapati mereka yang berpotensi tinggi mengalami hipnosis menunjukkan penurunan aktivitas otak, khususnya pada area dorsal anterior cingulate, yaitu bagian otak yang bertanggung jawab untuk memberitahu kita tentang apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang perlu untuk diabaikan. Selain itu terdapat dua perubahan signifikan lainnya yang terjadi pada orang dengan potensi tinggi mengalami hipnosis, yaitu perubahan fungsi otak yang mengatur kerja tubuh, dan perubahan fungsi otak yang bertanggung jawab terhadap refleksi diri.

Dari keseluruhan hasil penelitian tersebut, disimpulkan bahwa hipnosis dapat memberikan efek yang kuat, khususnya bagi dunia medis dan pengobatan, misalnya saja untuk menurunkan kecemasan dan stres, serta sebagai alternatif penghilang rasa sakit.

Advertisement
LihatTutupKomentar