-->

Phantom Vibration Syndrome, Dampak Negatif Keranjingan Ponsel

Advertisement
Phantom Vibration Syndrome, Dampak Negatif Keranjingan Ponsel - Bukan hal baru lagi, bila disebutkan bahwa kini ponsel telah menjelma sebagai kebutuhan primer hampir sebagian besar orang di dunia, termasuk di Indonesia. Didukung dengan pesatnya perkembangan teknologi ponsel, juga menjadikan alat elektronik tersebut bukan hanya menjadi sarana komunikasi jarak jauh, buktinya dengan ponsel kini seseorang dapat melakukan berbagai macam hal, seperti sebagai sarana untuk melakukan transaksi jual beli, hingga fungsinya sebagai sarana hiburan.
Phantom Vibration Syndrome, Dampak Negatif Keranjingan Ponsel
Phantom Vibration Syndrome Dampak Negatif Keranjingan Ponsel 
Namun, ditengah kebutuhan dan manfaat yang didapat dari ponsel, ternyata kehadiran alat tersebut juga membawa dampak negatif bagi penggunanya, apalagi untuk mereka yang tergolong keranjingan ponsel, misalnya saja dampak negatif ponsel pada kehidupan sosial, hingga muncul sebuah istilah lucu terkait kehidupan sosial si pengguna ponsel, yaitu "ponsel, mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat." Tidak sampai disitu, ternyata ponsel juga dapat mengakibatkan dampak negatif bagi kesehatan pemiliknya, baik secara fisik dan psikologi.

Nah, berhubungan dengan dampak negatif ponsel, khususnya bagi kesehatan psikologi, maka akan didapati sebuah fakta bahwa seseorang yang aktif menggunakan ponsel sehari-hari dapat terkena sebuah sindrom aneh yang disebut dengan phantom vibration syndrome yaitu sebuah kondisi dimana seseorang merasa seolah-olah ponsel yang terdapat di dalam sakunya bergetar karena terdapat sebuah panggilan atau pun notifikasi lainnya, padahal kenyataannya ponsel tersebut tidak sedang bergetar alias "tenang-tenang" saja.

Dijelaskan oleh seorang peneliti dari University of Sydney, yang bernama Alex Blaszczynski memperkirakan bahwa phantom vibration syndrome terjadi akibat transmisi (radiasi) ponsel yang tertangkap oleh syaraf dan respon yang muncul dari keadaan tersebut adalah memunculkan sensasi ponsel tersebut sedang bergetar. Selain itu, berdasarkan sumber informasi yang dikutip dari independent.co.uk terdapat beberapa fakta baru yang ditemukan oleh peneliti lainnya, yaitu Dr Robert Rosenberger dari Georgia Institute of Technology, terkait dengan sindrom aneh tersebut dimana dijumpai 9 dari 10 orang pengguna ponsel ternyata mengalami phantom vibration syndrome.


Selanjutnya, diungkapkan pula fakta lainnya oleh Rosenberger, yaitu saat seseorang meletakkan ponsel di dalam saku mereka, maka sensasi yang dirasakan hampir sama persis dengan seseorang yang menggunakan kacamata, dimana benda tersebut seolah-olah menjadi bagian dari tubuh mereka. Nah, saat muncul sebuah gerakan, seperti bergeraknya baju atau celana disekitar saku tempat meletakkan ponsel, dapat mengakibatkan munculnya gerakan otot yang membuat seseorang merasakannya sebagai getaran ponsel, padahal keadaan itu hanyalah sebuah halusinasi.

Nah, bagaimana dengan Anda? Apakah pernah merasakan kejadian serupa? Meskipun ada pendapat yang mengatakan bahwa phantom vibration syndrome tidak berbahaya bagi mereka yang mengalaminya, namun keadaan tersebut berkaitan erat dengan gangguan serius ketergantungan seseorang terhadap ponsel.

Demikianlah informasi singkat yang dapat SpesialTips! bagikan kali ini. Semoga saja informasi tersebut dapat menjadi tambahan pengetahuan yang berguna, bagi sahabat pembaca sekalian.
Advertisement
LihatTutupKomentar