-->

Efek Negatif Berbohong, Dari Memengaruhi Kerja Otak Sampai Menurunkan Kepekaan Seseorang

Advertisement
Efek Negatif Berbohong: Semakin Sering Dilakukan Ternyata Mampu Membuat Otak Seseorang Makin Adaptif Dengan Kebohongan, Serta Menurunkan Kepekaan Terhadap Rasa Bersalah Akibat Berbohong - "Ketika seseorang mulai berbohong, maka ia akan menutupi kebohongannya dengan kebohongan yang baru." Ya, seperti itulah dampak negatif berbohong, seperti terjebak dalam lingkaran setan, berbohong walau sekecil apapun membuat kita selalu terus melakukannya dan terus melakukannya, hingga semakin sulit untuk menghentikannya.
Efek Negatif Berbohong, Dari Memengaruhi Kerja Otak Hingga Menurunkan Kepekaan Seseorang
Efek Negatif Berbohong
Lantas, mengapa hal itu bisa terjadi? Apakah bohong memiliki efek magis ala " mantra pelet" dukun palsu? Tunggu dulu, jangan terlalu jauh membayangkan, pasalnya ada penjelasan ilmiah yang mampu menerangkan mengapa berbohong bisa beranak-pinak dan bagaimana efek negatif yang akan diderita bagi orang yang melakukannya.

Berdasarkan informasi yang dikutip dari New Scientist, dikabarkan bahwa terdapat hasil penelitian yang mengungkapkan bagaimana sebuah kebohongan yang dilakukan oleh seseorang, mampu membuat otak semakin adaptif dan juga berdampak menurunkan kepekaan diri terhadap rasa bersalah, akibat berbohong. Hingga pada gilirannya, berbohong yang awalnya sulit untuk dilakukan, akan berangsur-angsur semakin mudah untuk diulangi dan ngeri-nya lagi keadaan ini memengaruhi kepekaan seseorang untuk merasakan perasaan bersalah ketika berbohong akan hilang pula.

Secara rinci dijelaskan, pada penelitian tersebut para ilmuwan dari University College London melakukan sebuah tes terhadap beberapa orang relawan dan pasangannya untuk melihat kemampuan dan tingkat kebohongan mereka dengan menggunakan alat scanner aktivitas otak. Dalam tes tersebut para relawan penelitian ditunjukkan beberapa tabung berisi uang, dan tugas mereka adalah mengirimkan pesan kepada pasangan mereka di tempat yang berbeda terkait perkiraan jumlah uang di dalam tabung. Uniknya, para relawan yang bertugas mengirimkan pesan dan pasangannya akan mendapat imbalan bila pasangannya berhasil menyebutkan jumlah uang di dalam tabung dengan benar, namun 'godaan' lain juga ditawarkan oleh para peneliti, yaitu untuk setiap jawaban yang salah maka si pengirim pesan akan mendapatkan keuntungan pribadi berupa imbalan yang lebih besar dibandingkan pasangan si penerima pesan. Hasilnya, para relawan kerap melakukan kebohongan untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan imbalan yang lebih besar.

Dari hasil pemindaian otak dengan alat khusus, para peneliti mendapati fakta bahwa ketika pertama kali berbohong, maka terajadi aktivitas yang sangat besar pada amigdala (bagian otak yang terlibat dengan respon emosional), namun aktivitas pada bagian otak tersebut semakin berkurang pada kebohongan-kebohongan yang dilakukan setelahnya.

Dijelaskan oleh Dr. Sophie van der Zee, seorang pakar psikologi dari Vrije Universiteit Amsterdam, ketika seseorang berbohong atau menipu untuk keuntungan pribadi biasanya akan membuat mereka akan menjadi merasa bersalah, tetapi ketika perbuatan bohong tersebut terus dilakukan maka perasaan itu akan hilang, sehingga akan lebih mungkin untuk melakukan kebohongan itu lagi.

Nah, dari hasil penelitian dan penjelasan di atas dapat kita ketahui apa saja efek negatif berbohong, sekecil apapun akan berpotensi besar untuk dilakukan kembali. Selain itu, berbohong juga mampu menurunkan kepekaan otak dan rasa bersalah pada diri ketika berbohong pada orang lain. Oleh sebab itu, sekecil dan dengan dalih apapun disarankan bagi kita untuk menjauhi perbuatan berbohong.


Demikianlah informasi singkat tentang fakta berbohong yang dapat memengaruhi otak dan menurunkan kepekaan seseorang sehingga dapat dengan mudah berbuat bohong kembali. Semoga informasi tersebut dapat menjadi tambahan pengetahuan yang bermanfaat bagi sahabat pembaca SpesialTips! sekalian.
Advertisement
LihatTutupKomentar