-->

Mengenal Toleransi Tubuh Terhadap Kafein yang Berasal Dari Kopi, dan Cara Mengatasinya

Advertisement
Mengenal Toleransi Tubuh Terhadap Kafein yang Berasal Dari Kopi, dan Cara Mengatasinya - Minum kopi, mungkin telah menjadi ritual wajib bagi kebanyakan orang Indonesia, ketika akan mengawali hari. Alasannya, karena kandungan kafein di dalam kopi, dipercaya sebagai cara paling ampuh untuk meningkatkan semangat dan melawan kantuk. Namun, salah satu masalah yang mungkin banyak pula dialami oleh penikmat kopi, adalah saat ketika telah bergelas-gelas kopi diminum, tapi efek dari kafein ternyata tak lagi bekerja. Alhasil, alih-alih menjadi lebih bersemangat, justru perut menjadi kembung akibat terlalu banyak minum kopi.
Mengenal Toleransi Tubuh Terhadap Kafein yang Berasal Dari Kopi, dan Cara Mengatasinya
Mengenal Toleransi Tubuh Terhadap Kafein
yang Berasal Dari Kopi & Cara Mengatasinya
Lantas, mengapa keadaan tersebut bisa terjadi, padahal jenis dan takaran jumlah kopi tak berkurang setiap harinya? Adalah toleransi tubuh terhadap kafein (toleransi kafein), penyebab utama yang menjadi 'biang keladi' kafein di dalam kopi tak lagi bisa memberikan efek membangkitkan semangat tersebut. Berdasarkan informasi yang dikutip dari berbagai sumber (Science of Us, Wikipedia, Lifehacker, HowStuffWorks), maka redaksi SpesialTips! akan mencoba membahas lebih jauh tentang apa itu toleransi kafein, penyebab dan bagaimana cara mengatasinya, ikuti lebih lanjut ulasan selengkapnya.

Apa Itu Toleransi Kafein?
Toleransi kafein adalah istilah umum untuk respon tubuh seseorang terhadap penggunaan dan jumlah dosis kafein tertentu, dimana keadaan ini mengakibatkan hilangnya efek kafein, bagi tubuh.

Apa Penyebab Terjadinya Toleransi Tubuh Terhadap Kafein?
Diketahui bahwa Kafein dapat memicu produksi adrenalin di dalam tubuh, yang memberikan efek tubuh menjadi lebih bersemangat. Nah, ketika tubuh mendapat asupan kafein yang berasal dari kopi, maka kafein akan diikat oleh molekul tertentu pada reseptor di otak yang biasanya digunakan oleh adenosine (zat kimia yang membuat tubuh menjadi merasa lelah), hal ini mengakibatkan tubuh menjadi terjaga, karena zat adenosine tak lagi bekerja.

Seiring waktu, otak Anda akan mulai menyemburkan reseptor adenosine berlebih sebagai upaya tubuh untuk mengatasi waktu istirahat yang hilang yang disebabkan oleh kafein. Ini artinya, kadar kafein yang biasanya dikonsumsi melalui kopi tidak akan memengaruhi tubuh, sehingga kita perlu memerlukan dosis kafein yang lebih tinggi pula, agar dapat tetap bersemangat atau terjaga. Tentu saja, keadaan ini bukan tanpa risiko, terlalu banyak minum kopi diketahui juga bisa berdampak negatif, khususnya bagi mereka yang mengidap darah tinggi, masalah pada pencernaan, dan wanita hamil.

Kabar baiknya, Anda tak perlu terus menerus menambah asupan kafein dengan menambah secara terus menerus takaran kopi yang diminum. Dijelaskan oleh Murray Carpenter, selaku penulis buku Caffeinated: How Our Daily Habit Helps, Hurts, and Hooks Us, mengungkapkan bahwa toleransi kafein pada tubuh, tergolong pada jenis toleransi parsial, sehingga penambahan dosis kafein yang diakibatkan oleh toleransi kafein, akan berhenti pada satu titik tertentu, dimana tubuh akan mendapatkan dosis optimal dari kafein.

Cara Mengatasi Toleransi Tubuh Terhadap Kafein
Satu-satunya cara paling efektif untuk mengatasi toleransi tubuh terhadap kafein, adalah mengurangi dosis kafein yaitu dengan mengurangi pula jumlah kopi yang diminum setiap harinya. Disarankan bagi Anda yang mungkin telah mengalami efek toleransi kafein, untuk mengurangi kebiasaan minum kopi secara bertahap. Misalnya saja, bila Anda memiliki kebiasaan minum kopi dengan takaran satu sendok penuh, maka bisa menguranginya menjadi setengah sendok, selama beberapa minggu.

Tapi bila Anda termasuk tipe orang penyabar dan bertekad kuat untuk langsung mengatasi masalah toleransi tubuh terhadap kafein, dengan menghentikan kebiasaan minum kopi, maka cara tersebut dapat pula menjadi solusi. Anda bisa menghentikan kebiasaan minum kopi selama satu minggu, untuk bisa merasakan efek toleransi kafein. Namun, perlu diingat bahwa, perubahan secara mendadak dan signifikan tersebut juga bisa memberikan pengaruh bagi tubuh, seperti mudah merasa lelah, masalah pada kemampuan fokus, mudah marah, dan yang paling mungkin dialami adalah sakit kepala.

Demikianlah informasi yang dapat SpesialTips! bagikan, tentang apa itu toleransi tubuh terhadap kafein yang berasal dari kopi, dan cara mengatasinya. Semoga informasi tersebut dapat menjadi tambahan pengetahuan yang bermanfaat bagi sahabat pembaca sekalian. 

Advertisement
LihatTutupKomentar