-->

Xenomania, Penyebab Bahasa Indonesia Menjadi Asing Di Tanah Sendiri

Advertisement
Xenomania, Penyebab Bahasa Indonesia Menjadi Asing Di Tanah Sendiri - Seberapa sering Anda pernah mendengar seseorang menuturkan bahasa Indonesia secara baku? Barangkali Anda akan menjawab sangat jarang, bahkan mungkin tidak pernah. Bila melihat fenomena, terkait dengan langkanya penggunaan bahasa Indonesia baku pada kehidupan sehari-hari, maka akan muncul pertanyaan mengapa bahasa pemersatu bangsa ini tak lagi dijadikan pilihan dalam berkomunikasi?
Xenomania, Penyebab Bahasa Indonesia Menjadi Asing Di Tanah Sendiri
Fenomena Xenomania
Mengutip sebuah jawaban yang dilontarkan oleh seorang pengamat budaya asal Perancis, Jean Couteau dalam wawancaranya dengan CNN Indonesia, dimana ia menyatakan bahwa fenomena xenomania adalah alasan mengapa banyak orang Indonesia kini mulai jarang untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama untuk berkomunikasi sehari-hari. "Itu penyakit Indonesia" ujar Jean kepada CNN Indonesia.

Dari penuturan ahli budaya Jean Couteau tersebut, terdapat sebuah hal menarik yang patut untuk dicermati terkait dengan penyebab bahasa Indonesia mulai 'ditinggalkan' oleh bangsanya sendiri, yaitu fenomena xenomania, dimana bila mengacu pada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), xenomania diartikan sebagai kesukaan yang berlebihan terhadap segala sesuatu yang asing (berasal dari luar negeri), selanjutnya bila dikaitkan dengan penggunaan bahasa, maka dapat kita saksikan sendiri banyak orang Indonesia yang kini lebih suka menggunakan bahasa dan istilah asing dalam berkomunikasi sehari-hari.

Please deh, what, no, yes,merupakan beberapa kata asing yang saat ini justru menjadi tidak asing lagi di Indonesia. Berdalih agar terdengar trendi alias 'gaul', banyak orang yang sengaja membiarkan dirinya tenggelam dalam fenomena xenomania. Tak hanya sampai disitu, 'gempuran' pengaruh asing dari Korea dengan K-Pop-nya, Malaysia dengan Upin dan Ipin-nya, India dengan Bollywood-nya, juga memberikan pengaruh besar kepada orang Indonesia menjadi 'pengidap' xenomania.

Padahal bila melihat kembali sejarah panjang bangsa ini, dimana demi terwujudnya persatuan diantara banyaknya ragam budaya, hingga tercapainya kemerdekaan Indonesia, semuanya sangat erat berhubungan dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa. Sayangnya, akibat fenomena xenomania, justru menjadikan bahasa Indonesia menjadi asing di tanah sendiri.

Lantas, pernahkah kita membayangkan apa jadinya bahasa yang telah diperjuangkan untuk menyatukan Sabang sampai Merauke ini 10 atau 20 tahun nanti, bila orang Indonesia sendiri masih tergila-gila dengan bahasa asing?

Demikianlah informasi singkat yang dapat SpesialTips! bagikan kali ini, semoga dapat menjadi renungan untuk menggugah hati pembaca sekalian, selaku orang Indonesia yang seharusnya bangga untuk menggunakan bahasa Indonesia.
Advertisement
LihatTutupKomentar