-->

Benarkah Denyut Jantung Rendah Pada Pria Mampu Memicu Tindakan Kriminal

Advertisement
Denyut Jantung Rendah Pada Pria Mampu Memicu Tindakan Kriminal - Apakah diantara Anda memiliki riwayat denyut jantung istirahat (Resting Heart Rate/RHR) yang  rendah saat remaja? Bila ya, ada baiknya kini Anda mulai mewaspadai riwayat kinerja jantung dengan tingkat denyut yang rendah tersebut, pasalnya, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli di Swedia menyebutkan bahwa remaja dengan tingkat RHR (Resting Heart Rate) yang rendah dapat menjadi salah satu pemicu perilaku seseorang untuk melakukan tindakan kriminal.
Denyut Jantung Rendah Pada Pria Mampu Memicu Tindakan Kriminal
Denyut Jantung Rendah Pada Pria Mampu Memicu Tindakan Kriminal
Dilansir dari situs livescience.com, penelitian yang menganalisis lebih dari 700 ribu orang dengan usia rata-rata 12 tahun di Swedia, mendapati bahwa orang-orang dalam kelompok dengan tingkat denyut jantung istirahat terendah, yaitu kurang dari 60 denyut/menit, 39 persen lebih mungkin dihukum karena tindakan kriminal terkait dengan kekerasan (pembunuhan, penyerangan, perampokan dan pembakaran), dibandingkan pria dengan tingkat denyut jantung istirahat yang lebih tinggi, pada beberapa tahun kedepan atau ketika menginjak usia dewasa.

Temuan tersebut memperhitungkan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap denyut jantung, diantaranya adalah berat badan, tingkat kesehatan jantung. Selain itu, peneliti juga mempertimbangkan faktor perilaku yang dapat menjadi penyebab bertambahnya risiko seseorang untuk melakukan tindakan kriminal, dimana salah satunya adalah status sosial dan ekonominya.

Studi ini juga menemukan bahwa pria dengan tingkat RHR rendah, akan memiliki 25 persen lebih mungkin untuk melakukan tindakan kriminal tanpa kekerasan, seperti penyalahgunaan obat-obatan terlarang atu narkoba, selain itu juga dapat menyebabkan 39 persen lebih mungkin mengalami kecelakaan seperti kecelakaan mobil, dibandingkan pada orang dengan RHR yang lebih tinggi.

Di tempat yang berbeda, para peneliti dari Universitas Helsinki, memperkuat temuan tersebut dengan mempublikasikan tulisan ilmiah pada jurnal JAMA Psychiatry, yang di dalamnya tercatat bahwa selain dikaitkan dengan perilaku agresif dan antisosial di masa kanak-kanak dan remaja, tingkat denyut jantung yang lemah juga dapat meningkatkan risiko perilaku antisosial dengan dan tanpa kekerasan, di masa dewasa.

Teori yang menjadi alasan hasil temuan terkait dengan denyut jantung dan perilaku kriminal salah satunya adalah orang-orang dengan tingkat jantung istirahat yang rendah memiliki tingkat gairah yang rendah pula, sehingga terkadang mereka berupaya mencari gairah atau sensasi, dimana salah satunya adalah dengan melakukan tindakan kriminal tersebut. Namun, yang perlu dicatat hasil studi ini tidak berlaku pada wanita., dan hanya dikhususkan bagi para pria dengan riwayat RHR (Resting Heart Rate) rendah.

Demikian informasi singkat yang dapat redaksi SpesialTips! bagikan kali ini, semoga dapat menjadi tambahan pengetahuan yang bermanfaat, bagi sahabat pembaca sekalian.
Advertisement
LihatTutupKomentar